Nama saya Wawan di Surakarta. Ikutan posting ya, semoga bermanfaat...
Ceritaku ini berawal sekitar tahun 2008, pada waktu itu aku masih
kuliah. Tentu saja namanya anak ngekost senengnya ngumpul sama
teman-teman, dan iseng-iseng aku memiliki ide untuk membuat jaelangkung
(maklum saja namanya juga iseng2), dan rupanya ideku disambut dengan
persetujuan teman2ku.
Mulailah malam itu aku mengumpulkan bahan-bahan yang mungkin terlihat
aneh bagi teman2ku yang tidak pernah mainan jaelangkung. Bahan membuat jaelangkung
itu bahan dasarnya sebagian besar aku kumpulkan dari makam desa,
terdiri dari kayu/bambu, keranjang, kapur, batok biasa disebut siwur
(kebetulan yang kudapat pernah untuk memandikan jenasah), dan baju
bekas.
Nah seluruh yang kudapat di makam akhirnya kurangkai tanpa paku tapi
pakai kawat/bendrat dan yang satu bahan tambahan di dalam boneka
jaelangkung itu kuisikan tanah kuburan yang sudah aku mantrai yang
berasal dari kuburan paling kuno yang sudah tidak terawat lagi, biar
joss kataku waktu itu dalam hati he..he..he...
Sebelum jaelangkung itu dimainkan, aku membuat suatu ritual kecil2an
yang harus dimulai dengan melagukan tembang Jawa namanya ilir-ilir
sambil dibakari kemenyan dibawah jaelangkung yang digantung dibawah
pohon di makam itu. Setelah selesai, jaelangkungpun dimainkan dipegangi
dua orang teman. Dengan sedikit konsentrasi, jaelangkungpun bergoyang
dan mulai menulis nama, dsb. Singkat cerita, malam itu benar2 heboh.
Banyak sekali pertanyaan kita yang bisa dijawab dengan tangkas dan lucu
oleh jaelangkung. Dan akhirnya setelah jam 3 pagi kita sudahi permainan.
Karena sangking udah ngantuknya, aku pun bergegas tidur. Tapi... sekitar
15 menit aku tertidur aku seperti dicolek orang sambil bersuara
melenguh... huh...huuuh...huuh... Sontak aku kaget dan otomatis melek.
Dalam hatiku, aku bertanya "Ini suara siapa ya?". Kulihat sekeliling
kamarku yang gelap. Astaghfirullhah... aku benar-benar kaget setengah
hidup!
Ternyata kulihat sosok pocong yang ongkang2 kaki di atas lemari.
"Waaah... gawat ini pasti jaelangkung tadi", pikirku. Langsung aja ku
terjang pintu, aku keluar dari kamarku gelagapan. Kupanggil kawanku di
kamar sebelah "Didik... bangun Dik...". Untung pintunya langsung dibuka,
dia nanya "Ada apa? ". "Ah enggak" jawabku saat itu. "Aku tidur di
kamarmu ajalah, besok aja aku cerita..."
Paginya kuceritakan sama kawan-kawanku, tapi reaksi mereka malahan habis
ketawain aku. "Nasiib... nasiib... kayaknya tuh yang punya tanah
kuburan yang ku ambil buat mainan jaelangkung marah" kataku dalem hati.
Menyadari itu semua, segera bahan jaelangkung akhirnya kukembalikan lagi
ke makam tua itu. Yang jelas semenjak itu aku udah kapok...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar